Ujian Munaqosyah Prodi Sosiologi Agama


Dapit Anggara merupakan mahasiswa yang melakukan sidang munaqosah pada tanggal 29 Juni 2022. Dalam sidang tersebut turut hadir Dr. Suhandi M.Ag, Dr. Muslimin M.A, Dr.Siti Badi’ah M.Ag, Agung M. Iqbal M.Ag, dan Lutfhi Salim M.Sosio. Adapun judul skripsi yang dibawakan oleh Dapit Anggara yaitu “Peran Remaja Islam Masjid (Risma) dalam Meningkatkan Akhlak Remaja” Studi di Desa Trirahayu Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran.
Remaja Islam Masjid (Risma) Al-fatah Desa Trirahayu memiliki peran yaitu sebagai wadah ataupun tempat pembinaan bagi para remaja agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Dengan melakukan berbagai upaya dan pendekatan yaitu berupa program kegiatan yang dikemas secara rapi dan menarik agar para remaja dapat mengikuti program kegiatan tersebut. Adapun program kegiatan yang dimaksud adalah, Pembacaan kitab maulid (Hadrohan), Jama’ah NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Pengajian TPA, dan Bakti Sosial. Melalui berbagai kegiatan tersebut secara perlahan dapat meningkatkan Akhlak remaja di Desa Trirahayu Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. Indikasi peningkatan akhlak remaja adalah para remaja menjadi taat beribadah, Gemar membaca Al-Qur’an, menjadikan Akhlak Nabi Muhammad sebagai Panutan, menyayangi dan menghormati kedua orang tua, berkumpul ditempat yang positif yaitu majelis Ilmu, bersikap sopan santun dan memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain khususnya lingkungan masyarakat.
Dalam skripsi ini Dapit Anggara mencoba menganalisis Peran Risma dalam meningkatkan akhlak remaja menggunakan teori Struktural Fungsional milik Talcot Parson yang terkenal dengan Skema AGIL. Program-program kegiatan yang dijalankan Risma Al-fatah merupakan bentuk adaptasi ataupun penyesuaian dengan lingkungan masyarakat sehingga program tersebut dapat diterima oleh masyarakat khususnya para remaja. Selanjutnya adalah Goal/Tujuan, jelas bahwa tujuan utama Risma Al-fatah adalah menjadi wadah pembinaan bagi para remaja agar tidak berhenti mempelajari ilmu Agama dan meminimalisir dari pergaulan bebas. Selanjutnya adalah Integrasi, Menurut analisis penulis bahwa Risma Al-Fatah belum menjalankan pola integrasi dengan baik. masih sering terjadi Miss komunikasi diantara ketua Risma dengan pengurus Risma, sehingga mengakibatkan berbagai program kegiatan tidak berjalan dengan maksimal. Dan yang terakhir adalah Latency/pemeliharaan pola, dalam hal ini yang menjalankan fungsi pemeliharaan pola adalah para pengurus Risma yang saling memotivasi dan menguatkan satu sama lain hingga Risma Al-Fatah dapat bertahan sampai saat ini.